Sejarah singkat perlindungan tanaman [ Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan. Berasal dari Amerika yang tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Sekitar abad ke-16 oran Portugal menyebarluaskannya ke Asia termasuk Indonesia. Orang Belandamenamakannya mais dan orang Inggris menamakannya corn.
Sistimatika tanaman jagung adalah sebagai berikut:
o Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
o Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
o Sub Divisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
o Classis : Monocotyledone (berkeping satu)
o Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
o Familia : Graminaceae
o Genus : Zea
o Species : Zea mays L.
Jenis jagung dapat dikelompokkan menurut umur dan bentuk biji.
a) Menurut umur, dibagi menjadi 3 golongan:
1. Berumur pendek (genjah): 75-90 hari, contoh: Genjah Warangan, Genja Kertas, Abimanyu dan Arjuna.
2. Berumur sedang (tengahan): 90-120 hari, contoh: Hibrida C 1, Hibrida CP 1dan
CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu.
3. Berumur panjang: lebih dari 120 hari, contoh: Kania Putih, Bastar, Kuning,
Bima dan Harapan.
b) Menurut bentuk biji, dibagi menjadi 7 golongan:
1. Dent Corn
2. Flint Corn
3. Sweet Corn
4. Pop Corn
5. Flour Corn
6. Pod Corn
7. Waxy Corn
Varietas unggul mempunyai sifat: berproduksi tinggi, umur pendek, tahan serangan penyakit utama dan sifat-sifat lain yang menguntungkan. Varietas unggul ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: jagung hibrida dan varietas jagung bersari bebas.Nama beberapa varietas jagung yang dikenal antara lain: Abimanyu, Arjuna, Bromo,Bastar Kuning, Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru, Hibrida C 1 (HibridaCargil 1), Hibrida IPB 4, Kalingga, Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu,Parikesit, Permadi, Sadewa, Wiyasa, Bogor Composite-2.
Manfaat tanaman jagung
Tanaman jagung sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dan hewan. DiIndonesia, jagung merupakan komoditi tanaman pangan kedua terpenting setelah padi. Berdasarkan urutan bahan makanan pokok di dunia, jagung menduduki urutan ke 3 setelah gandum dan padi. Di Daerah Madura, jagung banyak dimanfaatkan sebagai makanan pokok.
Akhir-akhir ini tanaman jagung semakin meningkat penggunaannya. Tanaman jagung banyak sekali gunanya, sebab hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain:
a) Batang dan daun muda: pakan ternak
b) Batang dan daun tua (setelah panen): pupuk hijau atau kompos
c) Batang dan daun kering: kayu bakar
d) Batang jagung: lanjaran (turus)
e) Batang jagung: pulp (bahan kertas)
f) Buah jagung muda (putren, Jw): sayuran, bergedel, bakwan, sambel goring
g) Biji jagung tua: pengganti nasi, marning, brondong, roti jagung, tepung, bihun,
bahan campuran kopi bubuk, biskuit, kue kering, pakan ternak, bahan baku
industri bir, industri farmasi, dextrin, perekat, industri textil.
Tujuan praktikum perlindungan tanaman
Ø mengenal dan mengetahui varietas jagung
Ø mengenal dan mengetahui cara perkembangbiakan tanaman jagung dilapangan
Ø mengenal dan mengetahui hama dan cara pengendalianya
Ø mengetahui cara panen dan paska panen tanaman jagung
Ø silaturahmi dengan para petani.
Tinjauan pustaka perlindungan tanaman
Pedoman Budidaya
A. Pembibitan
1.Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih.
Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalam jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C 1, Hibrida C2, Hibrida Pioneer 1, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa, Arjuna, Baster kuning, Kania Putih, Metro, Harapan, Bima, Permadi, Bogor Composite, Parikesit Sadewa, Nakula. Selain itu, jenis-jenis unggul yang belum lama dikembangkanadalah: CPI-2, BISI-1, BISI-2, P-3, P-4, P-5, C-3, Semar 1 dan Semar 2(semuanya jenis Hibrida).
2) Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot,dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benihakan disimpan dalam jangka lama, setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai benih. Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jikakurang dari itu sebaiknya benih diganti.Benih yang dibutuhkan adalah
sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar.
3) Pemindahan Benih
Sebelum benih ditanam, sebaiknya dicampur dulu dengan fungisida seperti Benlate,terutama apabila diduga akan ada serangan jamur. Sedangkan bila diduga akan ada serangan lalat bibit dan ulat agrotis, sebaiknya benih dimasukkan ke dalam lubang bersama-sama dengan insektisida butiran dan sistemik seperti Furadan 3 G.
4.Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan tanah, drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah secara umum.
1) Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak.Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
2) Pembukaan Lahan
Pengolahan lahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar, abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
3) Pembentukan Bedengan
Setelah tanah diolah, setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm. Saluran ini dibuat terutama pada tanah yang drainasenya jelek.
4) Pengapuran
Di daerah dengan pH kurang dari 5, tanah harus dikapur. Jumlah kapur yang diberikan berkisar antara 1-3 ton yang diberikan tiap 2-3 tahun. Pemberian dilakukan dengan cara menyebar kapur secara merata atau pada barisan tanaman, sekitar 1 bulan sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
5) Pemupukan
Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis rata-rata adalah: Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha dan KCl=50-100 kg/ha. Adapun cara dan dosis pemupukan untuk setiap hektar:
a) Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah.
b) Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari, 15 cm di parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup tanah;
b) Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat tanaman berumur 45 hari.
5.Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanaman Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat, tanah, tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan social ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan adalah sebagai berikut:
a) Tumpang sari (Intercropping), melakukan penanaman lebih dari 1 tanaman (umur
sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai;
tumpang sari beda umur seperti jagung, ketela pohon, padi gogo.
b) Tumpang gilir (Multiple Cropping), dilakukan secara beruntun sepanjang tahun
dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapat keuntungan maksimum. Contoh: jagung muda, padi gogo, kacang tanah, ubi kayu.
c) Tanaman Bersisipan (Relay Cropping): pola tanam dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok (dalam waktu tanam yang
bersamaan atau waktu yang berbeda). Contoh: jagung disisipkan kacang tanah, waktu jagung menjelang panen disisipkan kacang panjang.
d) Tanaman Campuran (Mixed Cropping): penanaman terdiri atas beberapa tanaman
dan tumbuh tanpa diatur jarak tanam maupun larikannya, semua tercampur jadi
satu Lahan efisien, tetapi riskan terhadap ancaman hama dan penyakit. Contoh:
tanaman campuran seperti jagung, kedelai, ubi kayu
Lubang Tanam Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara: 3-5 cm,dan tiap lubang hanya diisi 1 butir benih.Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang umurnya, tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas.Jagung berumur dalam/panjang dengan waktu panen ≥100 hari sejak penanaman, jarak tanamnya dibuat 40x100 cm (2 tanaman /lubang). Jagung berumur sedang (panen 80-100 hari), jarak tanamnya 25x75 cm (1tanaman/lubang). Sedangkan jagung berumur pendek (panen < 80 hari), jaraktanamnya 20x50 cm (1 tanaman/lubang). Kedalaman lubang tanam yaitu antara 3-5 cm.
Cara Penanaman Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 50 cm, setiap lubang ditanam dua tanaman.Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hamper berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersediaselama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering, perlu diairi dahulu, kecuali bila diduga 1-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat
lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukkan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.
Lain-lain Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawahtadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awalmusim hujan dan akhir musim hujan.
Pemeliharaan tanaman jagung
Penjarangan dan Penyulaman Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsungtidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati.
Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
Penyiangan Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya. Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah.Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
Pembumbunan Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu,bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiribarisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman.Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.
Pemupukan Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TS P/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl sebanyak 50-100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
Pengairan dan Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
Waktu Penyemprotan Pestisida Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.
1.Hama
a) Lalat bibit (Atherigona exigua Stein)
Gejala: daun berubah warna menjadi kekuning-kuningan; di sekitar bekas gigitan
atau bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan dab bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang
lalat 3-3,5 mm.
Pengendalian:(1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman akan sangat membantu memutus siklus hidup lalat bibit, terutama setelah selesai panen jagung; (2) tanaman yang terserang lalat bibit harus segera dicabut dan dimusnahkan, agar hama tidak menyebar; (3) kebersihan di sekitar areal penanaman hendaklah dijaga dan selalu diperhatikan terutama terhadap tanaman inang yang sekaligus sebagai gulma; (4) pengendalian secara kimiawi insektisida yang dapat digunakan antara lain: Dursban 20 EC, Hostathion 40 EC,Larvin 74 WP, Marshal 25 ST, Miral 26 dan Promet 40 SD sedangkan dosis penggunaan dapat mengikuti aturan pakai.
b) Ulat pemotong
Gejala: tanaman jagung yang terserang biasanya terpotong beberapa cm diatas
permukaan tanah yang ditandai dengan adanya bekas gigitan pada batangnya,akibatnya tanaman jagung yang masih muda itu roboh di atas tanah.
Penyebab:beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis sp. (A. ipsilon); Spodoptera litura,penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian: (1) bertanam secara serentak pada areal yang luas, bisa juga dilakukan pergiliran tanaman; (2) dengan mencari dan membunuh ulat-ulat tersebut yang biasanya terdapat di dalam tanah; (3) sebelum lahan ditanami jagung, disemprot terlebih dahulu dengan insektisida.
Penyakit tanaman
a) Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclero spora maydis dan P. spora javanica serta P.spora philippinensis. yang akan merajalela pada suhu udara 27 derajat C ke atas serta keadaan udara lembab.
Gejala: (1) pada tanaman berumur 2-3 minggu,daun runcing dan kecil, kaku dan pertumbuhan batang terhambat, warnamenguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2)pada tanaman berumur 3-5 minggu, tanaman yang terserang mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dan perubahan warna ini dimulai dari bagian pangkal daun,tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua.
Pengendalian: (1) penanaman dilakukan menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanam dan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas unggul; (3) dilakukan pencabutan tanaman yang terserang, kemudian dimusnahkan.
b) Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum.
Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat,bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuningkuningan,kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat.
Pengendalian: (1)pergiliran tanaman hendaknya selalu dilakukan guna menekan meluasnya cendawan; (2) mekanis dengan mengatur kelembaban lahan agar kondisi lahan tidak lembab; (3)kimiawi dengan pestisida antara lain: Daconil 75 WP, Difolatan 4 F.
c) Penyakit karat (Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan Puccinia polypora Underw.
Gejala: pada tanaman dewasa yaitu pada daun yang sudah tua terdapat titik-titik noda yang berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk yang berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini kemudian berkembang dan memanjang, kemudian akhirnya karat dapat berubah menjadi bermacam-macam bentuk.
Pengendalian: (1) mengatur kelembaban pada areal tanam; (2) menanam varietas unggul atau varietas yang tahan terhadap penyakit; (3) melakukan sanitasi pada areal pertanaman jagung; (4)kimiawi menggunakan pestisida seperti pada penyakit bulai dan bercak daun.
d) Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC) Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung,Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC.
Gejala: pada tongkol ditandai dengan masuknya cendawan ini ke dalam biji sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus
terdesak hingga pembungkus rusak dan kelenjar keluar dari pembungkus dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban areal pertanaman jagung dengan cara pengeringan dan irigasi; (2) memotong bagian tanaman kemudian dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur dengan fungisida secara merata hingga semua permukaan benih terkena.
e) Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme.
Gejala: dapat diketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah
jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas unggul, dilakukan pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) penyemprotan dengan fungisida setelah ditemukan gejala serangan.
a.waktu dan tempat
v hari : minggu,09 juni 2013
v waktu : 08:00 – 11:00 WIB.
v tempat : SMD 25,Jl.kartama,marpoyan
b.Bahan dan Alat
v Buku (alat pencatat data)
v Pena (alat tulis)
v Kamera (media pengambilan gambar)
c.Metode Praktikum
wawancara langsung kepada para petani sebagai narasumber utama dalam mendapatkan informasi tentang tanaman jagung dengan melontarkan pertanyaan tentang seputar tanaman jagung.
Hasil dan pembahasan perlindungan tanaman [ Hasil wawancara oleh kelompok II dengan narasumber (petani) di perkebunan belakang SMP 025 jalan kartama :
Narasumber (petani) : Ibuk Surani yang berasal dari Jawa Tengah yang bermukim di perkebunan tersebut.Ibuk surani menanam jagung yang bervarietas hawai (jagung manis) yang benih jagung berasal dari Surabaya bermerk dagang tanah merah. Jarak jagung yang di tanam berkisar 30 cm X 80 cm. Sebelum pemidahan bibit jagung dari tempat penyemaian, lahan di bersihkan dan di tabur kapur (dolomit) yang bertujuan untuk mengurangi zat asam pada tanah sehingga pH tanah menjadi stabil yang berkisar 6/7.Setelah penaburan kapur (dolomit), dilakukan pembajakan dengan menggunakan alat bajak. Kemudian dilakukan pembentukan bedengan dengan diiringi pencampuran pupuk kandang (kotoran hewan ternak) dengan mengunakan cangkul.Pola tanam yang dilakukan ibuk surani ialah tumpang sari. Tanaman tumpang sari itu adalah tanaman jagung dengan bayam, yang bersistem tanaman bayam telah panen, tanaman jagung tingginya baru 30 cm.Pemupukan yang dilakukan pada sistem pola tanam tumpang sari sebanyak 4X dari awal tanam sampai tanaman jagung berbunga dan apabila tidak menggunakan sistem pola tanam tumpang sari dilakukan pemupukan sebanyak 3X . Jarak pemupukan pada tanaman jagung, pemupukan pertama umur tanaman ½ bulan tinggi tanaman 20 cm, pemupukan kedua umur tanaman 1 ½ bulan tinggi tanaman 80 cm dan pemupukan ketiga tanaman jagung telah berbunga dan tinginya 1 ½ m.Pupuk yang digunakan oleh ibuk surani adalah NPK. Pada awalnya ibuk surani mengunakan NPK Mutiara tetapi pada pertengahan umur tanaman beliau menggunakan NPK Phounska karna NPK Phounska lebih ekonomis dibandikan dengan NPK Mutiara dan dampak pupuk pada tanaman juga sama.Pegendalian atau pemberantas hama dilakukan dengan menggunakan bahan kimia yang bermerk dagang ALIKA, yang bersistem penyemprotan. Biasanya hama yang menyerang adalah lalat buah. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan DROMOXSOM dan bisa juga dengan cara manual yaitu pencabutan gulma.Apabila pada batang tanaman jagung terdapat dua buah tongkol jagung maka satu tongkol diambil dan satunya lagi dibiarkan, hal ini dilakukan supaya buah jagung menjadi besar dan bernilai ekonomis yang tinggi. Isi buah jarang atau ompong disebabkan oleh kekurangan pupuk dan air.Panen dilakukan pada tanaman jagung yang telah berumur 75 hari atau tanaman jagung yang memiliki buah yang besar. Tindakan pasca panen dilakukan penyortiran buah dan pembersihan lahan.
Daftar pustaka perlindungan tanaman jagung
AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998). Budidaya Kedelai dan Jagung.
Palangkaraya. Departemen Pertanian.
Capricorn Indo Consult. (1998). Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran
JAGUNG & KEDELAI di Indonesia.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988). Jagung Bogor.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Saenong, Sania. (1988).
Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sutoro; Yogo Sulaeman; Iskandar. (1988). Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Warisno (1998).
Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.Jakarta, Februari 2000